Remaja mushala Al amanah

Remaja mushala Al amanah

Rabu, 19 September 2012

Gubuk watu di Tegalkarang

ketika kita berkunjung ke desa Tegalkarang , Palimanan , Cirebon ,sebelh barat balai desa ada jalan ke arah barat menuju desa Kempek,dan juga desa winong,maka kita disuguhkan pemandangan pemandangan sawah,setelah kita berjalan kurang lebih 500 meter kita akan menjumpai bangunan gubuk yang dipenuhi banyak batu,nah maka dari itu penulis akan mencoba menelusuri sedikit info yang di dapat dari berbagai sumber,



 Sejarah Gubuk Watu

Menurut salah satu pemangku adat di blok sitalang mang Sadira .yang ditemui dikediamanya bahwasanya dahulu masyarakat Galpacing ( blok di Tegalkarang ) mayoritas penduduknya adalah penganut beragama HINDU , dikarenakan kepercayaan waktu jaman dulu adalah semacam Aninisme atau sering menganggap sebuah tempat dijadikan sebagai tempat pemujaan.nah konon di gubuk watu inilah masyarakat dulu sering mengadakan acara ritual Aninisme tersebut,

Entah sudah berapa lama konon Gubuk watu ini di percaya bisa memberikan sesuatu bagi warga sekitar,baik itu meminta kesuburan pertanian,rejeki,bahkan kalo ada keluarga yang sakit konon dengan mendatangi gubuk watu tersebut di percaya penyakit tersebut bisa sembuh katanya.


Namun seiring dengan mulai masuknya agama islam,maka lambat laun banyak masyarakat mulai pindah agama dan mulai meniggalkan tradisi yang bertentangan dengan ajaran agama islam.
meskipun warga nya sudah mulai meniggalkan tradisi jaman jahiliya tersebut dan mulai taat dengan ajaran rahmatan lil alamin,namun masyarkat sekitar tdak serta merta menghancurkan bangunan tersebut,warga sekitar hanya membiarkan bangunan tersebut tetap ada agar bisa dikenang bahwasanya dahulu Tegalkarang mempunyai peradaban tinggi dari nenek moyangnya,

 Gubuk watu dimasa kini di pergunaka untuk tempat berteduh jika ada orang yang kepanasan di sawah atau di perjalanan karena memang warga sekitar selalu bisa memanfaatkan apapun sarana yang tersedia.hingga saat ini keberadaannya pun masih lestari dan terawat,
mungkin masyarakat sekitar mengambil pelajaran dari filosofi ajaran wali yaituh dengan megambil ikan dengan tidak memperkeruh airnya,artinya menjadikan bagunan tersebut berubah fungsi dari yang negatif ke arah yang positif seperti para wali merubah tempat ibadah agama lain menjadi masjid,

jadi silahkan bagi anda yang ingin berkunjung ke tempat kami datang dan lihat keberadaan bangunan tersebut,nikmati sambil berteduh atau sekedar photo photo.akses desa kami mudah dijagkau dari berbagai penjuru,bisa dari arah jakarta yang berpatokan pada gerbang tol PALIKANCI turun aja di tempat tersebut,tinggal minta antar sama tukang ojek yang selalu stanby 24 jam.
dari arah JATENG atau Bandung pun bisa,kita berpatokan pada lampu merah Palimanan, ambil arah jakarta turun di Gerbang Tol palimanan,dan biasa minta antar ojek,,,,,


nyampe deh,,, hehehehe


* dari penulis yang selalu merindukan kampung halamanya Tegalkarang,

3 komentar: